Soalan 1
Hubungan antara agama dan etnik di Malaysia.Agama merupakan fenomena penting dalam kehidupan manusia. Agama bukan sahaja membantu manusia untuk mengenal Tuhan, tetapi juga memberi kesejahteraan hidup. Di Malaysia, agama dan etnik telah menjadi identiti kelompok yang saling melengkapi sehinggakan kelompok etnik disamakan dengan kelompok agama. Orang Melayu dianggap sebagai orang Islam, orang India sebagai orang Hindu, orang Cina dan Siam sebagai orang Buddha serta masyarakat Orang Asli dan suku kaum bumiputera di pedalaman Sabah dan Sarawak sebagai penganut animisme. Mereka yang bertukar agama dianggap telah keluar daripada kelompok etnik. Secara umum agama bolehlah ditakrifkan sebagai hubungan antara manusia dengan sesuatu kekuasaan luar biasa yang dianggap dapat memberikan perlindungan. Hubungan yang dianggap suci ini membawa kepada rasa tunduk manusia kepadanya dan manusia mencintainya, mempercayai dan meminta perlindungan daripadanya. Dari perspektif antropologi, agama merupakan set peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan kuasa ghaib, khususnya dengan Tuhan. Agama juga merupakan suatu sistem keyakinan yang dianut dan amalan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam mentafsirkan dan memberi respons terhadap apa-apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang ghaib dan suci. Daripada beberapa pendapat di atas, definisi agama boleh dilihat dari dua sudut, iaitu substantif dan fungsional. Takrif yang pertama melihat agama dari segi bentuk dan amalannya, sementara yang kedua, dari segi fungsi dan tujuan kewujudan agama tersebut. Antara agama besar yang terdapat di dunia sekarang ialah Islam, Kristian, Buddhisme, Hinduisme, Sikhisme, Jainisme, Judaisme, Shinto, Bahai dan Zoroastrianisme. Selain itu, ada juga sistem kepercayaan suku kaum primitif yang terasing dan terpisah di kawasan dunia yang berlainan dan berkembang secara bebas tanpa hubungan sejarah antara satu sama lain seperti praanimisme, animisme, fetisyme, shamanisme, dan totemisme. Asas-asas hubungan etnik dalam agama adalah berkenal-kenalan, persefahaman, bekerjasama, persaudaraan, berkasih sayang dan saling menjamin.
Soalan 2
Hubungan antara faktor politik dan agama di Malaysia.Islam sebagai agama samawi yang komponen dasarnya ‘aqidah dan syari’ah, punya korelasi erat dengan politik dalam arti yang luas. Sebagai sumber motivasi masyarakat, Islam berperanan penting menumbuhkan sikap dan perilaku sosial politik. Implementasinya kemudian diatur dalam syari’at, sebagai katalog-lengkap dari perintah dan larangan Allah, pembimbing manusia dan pengatur lalu lintas aspek-aspek kehidupan manusia yang kompleks. Islam dan politik mempunyai titik singgung erat, bila keduanya dipahami sebagai sarana menata kebutuhan hidup manusia secara menyeluruh. Islam tidak hanya dijadikan kedok untuk mencapai kepercayaan dan pengaruh dari masyarakat semata. Politik juga tidak hanya dipahami sekadar sebagai sarana menduduki posisi dan otoritas formal dalam struktur kekuasaan. Politik yang hanya dipahami sebagai perjuangan mencapai kekuasaan atau pemerintahan, hanya akan mengaburkan maknanya secara luas dan menutup kontribusi Islam terhadap politik secara umum. Sering dilupakan bahwa Islam dapat menjadi sumber inspirasi kultural dan politik. Pemahaman terhadap politik secara luas, akan memperjelas korelasinya dengan Islam. Dalam teori politik sekuler, agama tidak dipandang sebagai kekuatan. Agama hanya dilihat sebagai sesuatu yang berkaitan dengan persoalan individual. Padahal secara fungsional, ternyata kekuatan agama dan politik saling mempengaruhi. Memang dalam arti sempit ada diferensiasi, misalnya seperti diisyaratkan oleh interpretasi sahabat Ibnu Mas’ud terhadap ungkapan uli al-amr sebagai umara’(pemimpin formal pemerintahan), yang dibedakan dengan ulama sebagai pemimpin agama.